Artikel

Cara Menulis Artikel

 

Cara menulis artikel yang komunikatif:

1.      Buat Judul Artikel yang Keren

Untuk membuat judul hendaknya, dibuat yang bagus dan keren. Kalau bisa wah. Sehingga bisa membuat calon pembaca menjadi tertarik dengan judul artikel, sehingga mau dan penasaran ingin membaca.

2.      Gunakan Bahasa yang Mudah

Hindari penggunaan bahasa atau istilah sulit yang tidak diketahui oleh pembaca.

3.      Seolah-olah Anda sedang Berbicara

Tulisan seolah-olah mengajak berbicara dalam artikel. Jadi artikel tidak terkesan monoton dan kaku. Dengan begitu, pembaca akan antusias membaca artikel anda lebih lanjut.

4.      Lengkapi dengan Gambar

Pembaca akan merasa jenuh dan bosan membaca tulisan anda apabila tidak disertai dengan gambar. Oleh karena itu, setiap anda menulis artikel, hendaknya disisipi gambar/foto.

5.      Informasi yang Bermanfaat

Orang cenderung senang membaca artikel yang berguna dan bermanfaat bagi dirinya. Karena mereka berharap bisa memperoleh ilmu, wawasan, dan pengetahuan dari artikel yang mereka baca. Penting untuk diperhatikan bahwa sebaiknya anda menulis artikel yang berisi informasi yang bermanfaat untuk orang lain.

 

Cara membuat artikel yang bagus, beberapa hal yang perlu mendapat perhatian:

1)      Panjang tulisan

Tulislah sepanjang bisa mengurai semua apa yang ingin Anda sampaikan. Tidak kurang, tidak lebih! Seringkali Anda bisa memangkas kalimat dan kata-kata yang tidak perlu, buang saja. Buat tulisan tetap simpel, namun bisa menyampaikan isi dengan baik.  Tulislah sepanjang apapun, atau sependek apapun, jika mampu memberi solusi nyata dengan tuntas, itu adalah artikel yang sangat bagus. Penggunaan kata dan kalimat yang tidak perlu, justru tidak membuat artikel itu menjadi lebih bagus.

2)      Tata bahasa dan ejaan

Belajarlah menggunakan tata bahasa dan ejaan yang baik. Menulis ejaan yang tidak standar, tidak akan banyak membantu, kecuali jika audiens Anda sangat spesifik (komunitas gaul muda-mudi misalnya)Tanda baca juga tidak boleh dilupakan. 

3)      Ringan dibaca

Penggunaan tata bahasa, ungkapan, istilah, perumpamaan, atau ejaan yang tidak tepat dan berlebihan akan cepat membuat pembaca berhenti membaca seketika. Menjaga tulisan agar tetap ringan dan mudah dicerna menjadi sesuatu yang sangat sangat penting. 

4)      Topik

Topik adalah sesuatu yang penting dalam sebuah tulisan. Tulislah tentang apa yang Anda sukai, tentang apa yang Anda merasa nyaman dengan topik tersebut.

5)      Gaya bahasa

Menulis dengan cara dan gaya penulisan yang dimengerti dengan baik oleh audiens Anda adalah hal yang penting. Pemahaman orang berbeda-beda dalam mencerna sebuah tulisan, di situ lah perlunya Anda menyesuaikan tulisan dengan audiens Anda.

6)      Intonasi

Seperti halnya bahasa verbal, bahasa tulisan pun memiliki intonasi, tergantung tujuan penulisnya. Ada nada positif, ada nada memerintah, ada intonasi yang menyindir, ada yang damai, ada yang bersahabat, ada yang konfrontatif, berseberangan, vulgar, terkesan ditutupi, dan lain sebagainya. Sesuaikan intonasi dengan tujuan penulisan.

7)      Kutipan

Mengutip pendapat orang lain (apalagi seorang  yang ahli) adalah hal bagus, namun juga jangan sampai membuat kita menunda membuat postingan hanya karena belum menemukan tulisan orang lain untuk dikutip.

 

Sumber:

http://webunik.blogdetik.com/2013/11/02/tips-menulis-artikel-yang-komunikatif-dan-enak-dibaca/

http://portal-uang.blogspot.com/2013/08/cara-membuat-konten-yang-bernilai.html

Cerpen

Cara Menulis Cerita Pendek (Cerpen)

 

Cerpen merupakan sebuah cerita tertulis yang mengandung alur, plot, dan pesan dengan panjang umumnya kurang lebih 1000 kata atau 7000 huruf/karakter.

 

Langkah-langkah menulis cerpen dapat dilakukan sebagai berikut:

1. Menangkap ide

Langkah awal agar bisa menulis sebuah cerita adalah memiliki ide cerita. Ide cerita tidak harus yang rumit-rumit. Kejadian sehari-hari yang dilihat atau dialami bisa menjadi ide cerita. Ide ini dapat juga dijadikan judul cerita. Misalnya melihat seorang gadis sedang menyapu halaman. Itu bisa menjadi ide cerita sekaligus dapat dijadikan judul, “Gadis Penyapu Halaman”. Kalau judulnya dirasa kurang pas, bisa diganti dengan judul yang lain.

2. Menulis dengan gaya bahasa sendiri

Langkah selanjutnya adalah menuliskannya dengan gaya bahasa sendiri. Orang yang bisa baca tulis tentu bisa melakukannya. Ini yang kadang enggan dilakukan oleh pemula. Rasa pesimis sudah menghantui padahal belum mencoba. Bagaimana akan bisa jika mencoba pun tak dilakukan? Menulis dengan gaya bahasa sendiri berarti menulis dengan gaya yang biasa dilakukan. Berarti pula menulis sebisanya, ya sebisanya saja. Tak perlu dipaksakan dengan gaya bahasa yang mendayu ala Khahlil Gibran misalnya. Kalau bisanya cuma sepanjang 2000 karakter, itu bagus. Itu adalah proses menuju ke cerpen sepanjang 7000 karakter atau lebih. Kalau suka menulis narasi saja, itu bagus. Kalau menulis banyak dialognya, itu juga bagus. Semua bagus, yang penting menghasilkan tulisan.

3. Membuat paragraf pembuka

Tulisan yang digores pertama kali adalah paragraf pembuka. Membuat paragraf pembuka juga tidak perlu rumit-rumit. Namun demikian, yang perlu diperhatikan bahwa bagian ini adalah bagian yang penting sebagaimana judul cerpen. Ada yang mengibaratkan bagian ini seperti manekin (patung pajangan) yang dipasang di etalase sebuah toko. Hal itu berarti harus menarik, agar pembaca terpancing untuk terus membacanya.

4. Merangkai alur dan plot

Langkah selanjutnya adalah melanjutkan paragraf pembuka yang sudah ditulis. Merangkai kejadian demi kejadian. Dialog demi dialog. Narasi demi narasi. Alur dan plot akan terbentuk dengan sendirinya. Tuliskan saja apa yang ada di kepala dengan cara Anda sendiri, maka menulis pun menjadi lancar. Jika hanya berupa narasi dan deskripsi saja, itu bagus. Jika banyak dialognya juga bagus. Semua sah-sah saja. Jika baru mampu 2000 karakter, itu bagus. Harus dicoba menulis, menulis, dan menulis lagi. Lambat laun akan bisa mencapai 7000 karakter atau lebih.

5. Membuat paragraf penutup

Paragraf penutup juga hal yang sangat penting. Bagaimana sebuah cerita menjadi lengkap dipengaruhi oleh bagian ini. Jika bagian yang disebut ending ini bagus, maka cerpen pun bisa terdongkrak menjadi cerpen yang bagus. Bagian ini dapat ditulis dengan ending tertutup, ending terbuka, dan ending mengejutkan.

6. Mengendapkan tulisan

Setelah cerpen selesai ditulis, dapat diendapkan terlebih dulu. Waktunya bisa singkat, bisa lama. Tergantung penulisnya. Pengendapan ini bertujuan untuk memberi jeda sebelum diedit.

7. Mengedit tulisan

Cerpen yang telah diendapkan kemudian dibaca lagi. Hal itu untuk mengetahui kesalahan tanda baca, EYD, logika cerita, dan sebagainya. Lakukan pengeditan secukupnya. Setelah itu berarti tulisan siap disajikan.

8. Menulis lagi, belajar lagi, menulis lagi, demikian seterusnya

Setelah menulis satu cerpen, jangan cepat puas. Setelah ada yang menganggap cerpennya bagus, jangan cepat puas. Setelah cerpennya dimuat di media cetak, jangan cepat puas. Demikian seterusnya. Menulis lagi, belajar lagi, dan menulis lagi.

 

4 cara yang dipergunakan dalam proses penulisan cerpen:

1. Pesan dalam Cerpen

Ide cerita kalau tidak berbasis karakter, akan berbasis plot. Penulis termotivasi menulis cerpen karena menemukan sosok karakter yang menarik untuk diceritakan, lalu merangkai sebuah plot bagi karakter tersebut. Atau sebuah alur cerita tiba-tiba muncul dalam kepala, kemudian penulis menciptakan sederet karakter untuk memerankan jalannya cerita. Pembaca tidak bisa menebak, lagipula tidak penting bagi mereka, darimana penulis memulai menyusun sebuah cerita.

Lalu apa yang menyebabkan karya-karya cerpenis legendaris diatas tetap populer hingga kini? Jawabnya adalah cerpen mereka mampu menyampaikan pesan moral cerita yang kuat kepada pembaca. Hanya saja, memasukkan pesan kedalam cerita adalah hal lain. Butuh keterampilan berbeda tiap penulis untuk itu. Contoh buruk penyampaian moral cerita bisa anda lihat pada tayangan sinetron religi. Karakter bersorban, bergamis, tiba-tiba muncul menyitir isi kitab suci dihadapan karakter antagonis yang lansung bertobat setelah mendengar nasehat itu. Moral cerita bukan dialog (ucapan karakter) yang berisi ayat-ayat suci, nasehat-nasehat kebajikan (hindari kejaharan dan perbanyak kebaikan). Pesan cerita tidak harfiah, atau muncul tersurat berbentuk teks dalam cerita.

2. Cerpen itu Terus Terang

Cerpen dikategorikan sebagai prosa. Tepatnya prosa naratif fiktif. Prosa berasal dari bahasa latin ‘prosa’ yang artinya ‘terus terang’, dimana bahasa yang dipakai lebih sesuai dengan arti leksikalnya. Cat In The Rain karya Heminway contohnya, Mustahil menemukan kalimat puitis atau multitafsir didalamnya. Kalimatnya mengalir lugas, sederhana, dan tidak bertendensi menyembunyikan makna lain diluar arti leksikalnya. Sebagai pembaca, kita ingin membaca cerita, yang meski fiktif, tidak beda jauh dengan kenyataan yang kita temui. Pembaca ingin fokus pada alur cerita, tidak mau direpotkan lagi dengan keharusan menafsirkan makna tersembunyi dibalik teks. Penyair yang beralih menjadi cerpenis, sering didapati melakukan ‘manipulasi’ semacam ini. Jadi, pakailah bahasa terus terang yang umum dipahami khalayak.

3. Dialog lebih banyak

Porsi dialog berbanding narasi dalam cerpen-cerpen rujukan diatas berkisar 80 % : 20 %. Pembaca menyukai karakter berdialog dengan sesamanya. Pembaca merasa dilibatkan dalam cerita. Cerita lebih hidup dengan dialog, hingga membaca menjadi pengalaman yang mirip dengan menonton drama atau sinema. Narasi umumnya diselipkan sekedar pengantar transisi antar adegan. Pembaca bisa menjadi pasif oleh sebab kebanyakan narasi, dimana kisah melulu diceritakan oleh narator (penulis). Penulis yang baik ibarat sutradara dibelakang layar, tidak boleh berjejak didalam cerita. Biarkan karakter berinteraksi dengan pembaca lewat dialog-dialognya.

4. Twist Ending

Ini resep menulis yang tak pernah basi. Sebuah kejutan, akhir yang tak terduga. Coba anda ingat-ingat kembali cerpen yang pernah dibaca. Dua cerpen teratas yang terbersit hampir pasti diakhiri kejutan. The Necklace karya Guy de Maupasant, contoh yang bagus bagaimana kejutan yang sempurna mengakhiri sebuah cerpen. Sempurna karena pembaca tidak bisa menduga namun menerima kejutan itu masuk diakal, tidak klise, apalagi diada-adakan. Tanpa kejutan diakhir cerita, ibarat sayur tak bergaram. Hindari akhir yang datar, apalagi mengambang. Pembaca menyukai kejutan; ‘ oh, ternyata..

 

Sumber:

http://indonovel.com/4-tips-menulis-cerpen/

http://bahasa.kompasiana.com/2013/02/13/delapan-langkah-menulis-cerpen-untuk-pemula-533368.html

 

 

 

Makalah

Cara Menulis Makalah dengan Baik dan Benar

 

Makalah adalah sebuah karya akademis yang biasanya diterbitkan dalam suatu jurnal  ilmiah dan membahas suatu pokok bahasan tertentu.

Secara struktural makalah pada umumnya tersusun atas:

 

  1. Kata Pengantar: berisi kata-kata harapan penulis, ucapan trimakasihdan sebagainya.
  2. Daftar isi (jelas).
  3. Pendahuluan: latar belakang pembuatan tugas, tujuan, dan manfaat yang diinginkan.
  4. Landasan teori: kutipan teori-teori yang mendasari makalah, biasa langsung dikutip dari buku diktat.
  5. Pembahasan: inti makalah yang ingin dibahas.
  6. Kesimpulan: inti dari semua pembahasan.
  7. Daftar Pustaka: sumber-sumber yang digunakan sebagai referensi.

 

Langkah-langkah menulis makalah:

1. Memilih Topik

Bila topik telah ditentukan, anda mungkin tidak lagi memiliki kebebasan untuk memilih. Namun demikian, bukan berarti anda siap untuk menuju langkah berikutnya.

Pikirkan terlebih dahulu tipe naskah yang akan anda tulis. Apakah berupa tinjauan umum, atau analisis topik secara khusus? Jika hanya merupakan tinjauan umum, anda dapat langsung menuju ke langkah berikutnya. Tapi bila anda ingin melakukan analisis khusus, topik anda harus benar-benar spesifik. Jika topik masih terlalu umum, anda dapat mempersempit topik anda. Sebagai contoh, bila topik tentang “Indonesia” adalah satu topik yang masih sangat umum. Jika tujuan anda menulis sebuah gambaran umum (overview), maka topik ini sudah tepat. Namun bila anda ingin membuat analisis singkat, anda dapat mempersempit topik ini menjadi “Kekayaan Budaya Indonesia” atau “Situasi Politik di Indonesia. Setelah anda yakin akan apa yang anda tulis, anda bisa melanjutkan ke langkah berikutnya.

Bila topik belum ditentukan, maka tugas anda jauh lebih berat. Di sisi lain, sebenarnya anda memiliki kebebasan memilih topik yang anda sukai, sehingga biasanya membuat esai anda jauh lebih kuat dan berkarakter.

 2. Tentukan Tujuan

Tentukan terlebih dahulu tujuan esai yang akan anda tulis. Apakah untuk meyakinkan orang agar mempercayai apa yang anda percayai? Menjelaskan bagaimana melakukan hal-hal tertentu? Mendidik pembaca tentang seseorang, ide, tempat atau sesuatu? Apapun topik yang anda pilih, harus sesuai dengan tujuannya.

 3. Tuliskan Minat Anda

Jika anda telah menetapkan tujuan esai anda, tuliskan beberapa subyek yang menarik minat anda. Semakin banyak subyek yang anda tulis, akan semakin baik. Jika anda memiliki masalah dalam menemukan subyek yang anda minati, coba lihat di sekeliling anda. Adakah hal-hal yang menarik di sekitar anda? Pikirkan hidup anda? Apa yang anda lakukan? Mungkin ada beberapa yang menarik untuk dijadikan topik. Jangan mengevaluasi subyek-subyek tersebut, tuliskan saja segala sesuatu yang terlintas di kepala.

 4. Evaluasi Potensial Topik

Jika telah ada bebearpa topik yang pantas, pertimbangkan masing-masing topik tersebut. Jika tujuannya mendidik, anda harus mengerti benar tentang topik yang dimaksud. Jika tujuannya meyakinkan, maka topik tersebut harus benar-benar menggairahkan. Yang paling penting, berapa banyak ide-ide yang anda miliki untuk topik yang anda pilih.

Sebelum anda meneruskan ke langkah berikutnya, lihatlah lagi bentuk naskah yang anda tulis. Sama halnya dengan kasus dimana topik anda telah ditentukan, anda juga perlu memikirkan bentuk naskah yang anda tulis.

 5. Membuat Outline

Tujuan dari pembuatan outline adalah meletakkan ide-ide tentang topik anda dalam naskah dalam sebuah format yang terorganisir.

Mulailah dengang menulis topik anda di bagian atas.

Tuliskan angka romawi I, II, III di sebelah kiri halaman tersebut, dengan jarak yang cukup lebar diantaranya.

Tuliskan garis besar ide anda tentang topik yang anda maksud:

Jika anda mencoba meyakinkan, berikan argumentasi terbaik.

Jika anda menjelaskan satu proses, tuliskan langkah-langkahnya sehingga dapat dipahami pembaca.

Jika anda mencoba menginformasikan sesuatu, jelaskan kategori utama dari informasi tersebut.

Pada masing-masing romawi, tuliskan A, B, dan C menurun di sis kiri halaman tersebut. Tuliskan fakta atau informasi yang mendukung ide utama.

 6. Menuliskan Tesis

Suatu pernyataan tesis mencerminkan isi esai dan poin penting yang akan disampaikan oleh pengarangnya. Anda telah menentukan topik dari esai anda, sekarang anda harus melihat kembali outline yang telah anda buat, dan memutuskan poin penting apa yang akan anda buat. Pernyataan tesis anda terdiri dari dua bagian:

Bagian pertama menyatakan topik. Contoh: Budaya Indonesia, Korupsi di Indonesia

Bagian kedua menyatakan poin-poin dari esai anda. Contoh: memiliki kekayaan yang luar biasa, memerlukan waktu yang panjang untuk memberantasnya, dst.

 7. Menuliskan Tubuh Esai

Bagian ini merupakan bagian paling menyenangkan dari penulisan sebuah esai. Anda dapat menjelaskan, menggambarkan dan memberikan argumentasi dengan lengkap untuk topik yang telah anda pilih. Masing-masing ide penting yang anda tuliskan pada outline akan menjadi satu paragraf dari tubuh tesis anda.

Masing-masing paragraf memiliki struktur yang serupa:

Mulailah dengan menulis ide besar anda dalam bentuk kalimat. Misalkan ide anda adalah: “Pemberantasan korupsi di Indonesia”, anda dapat menuliskan: “Pemberantasan korupsi di Indonesia memerlukan kesabaran besar dan waktu yang lama”.

Kemudian tuliskan masing-masing poin pendukung ide tersebut, namun sisakan empat sampai lima baris.

Pada masing-masing poin, tuliskan perluasan dari poin tersebut. Elaborasi ini dapat berupa deskripsi atau penjelasan atau diskusi.

Bila perlu, anda dapat menggunakan kalimat kesimpulan pada masing-masing paragraf.

 

 

Tata cara penulisan daftar referensi:

1.      Dari Buku oleh Satu Pengarang

Bambang Riyanto.1984. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Kedua. Yogyakarta: Yayasan Badan Penerbit Gajah Mada.

2.      Dari Buku oleh Dua Pengarang

Cohen, Morris R, dan Ernest Nagel. 1939. An Introduction to Logic and Scientific Method. New York: Harcourt, Brace & Co.

3.      Dari Buku oleh Tiga Pengarang atau Lebih

Sukanto, R., et al. 1980. Business Forecasting, Yogyakarta: Bagian Penerbitan Fakultas Ekonomi UGM.

4.      Dari Buku oleh Pengarang yang Sama

Van Horne, James C. 1986. Financial Management and Policy, Ninth Edition,  New Jersey: Prentice-Hall International Editions._____, 1990. Fundamentals of Financial Management, Sixth Edition, New Jersey: Prentice-Hall Inc.

5.      Dari Buku tanpa pengarang

Author’s Guide. 1975. Englewood Cliffs:  Prentice-Hall. Undang-Undang RI No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, Penerbit Handayani, 1992.

6.      Buku oleh Lembaga, Pemerintah dan Organisasi Lain

R.I., Majelis Musyawarah Rakyat Sementara. 1966.  Hasil-hasil Sidang Umum ke IV Tahun 1966, Jakarta: Departemen Penerangan R.I.

7.      Surat Kabar

Artikel tanpa nama penulis Kompas  (Jakarta), 28 Pebruari 1995 Artikel dengan judul dan nama penulis Allen, Maury. “A Grwowing  Union,” New York Post.  March 20, 1998. P. 4. Artikel dengan judul tetapi tanpa penulis “Terpuruknya Dunia Bisnis Perbankan”,  Jawa Pos, 30 September 1998.  hal. 3.

8.      Jurnal, Buletin, Majalah dan Penerbitan Berkala

Irlan Soejono dan A.T. Birowo. 1976. “Distribusi Pendapatan di Pedesaan Padi Sawah di Jawa Tengah”, Prisma, 1, hal. 26-32 Snitzler, James R. 1958.  “How Wholesalers Can Cut Delivery Costs”, Journal of Marketing, 23: pp. 21-28

9.      Hasil Penelitian

Faisal Kasryno et al. 1981. Perkembangan Institusi dan Pengaruhnya terhadap Distribusi Pendapatan dan Penyerapan Tenaga Kerja: Studi kasus di Empat Desa di Jawa Barat, Bogor: Studi Dinamika Pedesaan.

10.  Kertas Kerja Diskusi Panel, Seminar dan Lokakarya

M. Damiri. 1993. “Perbankan di Indonesia, Suatu Tinjauan Era Deregulasi”, Makalah disampaikan pada Ceramah Deregulasi Perbankan di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas Surabaya, Surabaya. Tim Dosen STIE Perbanas Surabaya. 1994. “Upaya Pemerataan Pembangunan Melalui Sektor Moneter”, Makalah Pelengkap Seminar Perbankan, Surabaya.

11.  Bahan Tidak Diterbitkan (Mimeographed)

“Perkembangan Sektor Pertanian 1971/1972”. 1972. Jakarta: Departemen Pertanian. (Mimeographed).

12.  Skripsi, Tesis dan Disertasi

Ida Triwahyuni. 1994. “Pentingnya Analisis Umur Piutang dalam Hubungannya dengan Pengendalian Outstanding Freight di Divisi Feeder PT. Samudera Indonesia Surabaya”,  Skripsi Sarjana tak diterbitkan, STIE Perbanas Surabaya.

13.  Artikel dalam Ensiklopedia

Banta, Richard E., “New Harmony”, Encyclopedia Britanica (1968 ed.), Vol, 16, p. 305.

14.  Wawancara

Burrows, Dr. Lewis. Personal Interview on Puerto Rican Workers in a New York City Hospital, Mt. Sinai Hospital, New York, N.Y., 3 Juni 1998.

15.  Terjemahan dari Pengarang Lain

Klinchin, A.I. 1957. Mathematical Foundations of Information Theory, diterjemahkan oleh Silverman, R.A. dan Friedman, M.D. New York: Dover.

16.  Internet

Rujukan dari Internet berupa Karya Individual Donald, P., Harby, L. & Gary , W. 1998. A Study on Agricultural Area Online Journals, 193-1997: The Poverty among  the Rich, (Online), (http://journal.ccs.soton. ac.uk/ study.html, diakses 12 Juni 1998). Rujukan dari Internet berupa Artikel dari Jurnal Hartono. 1999. Peningkatan Kenerrja Buruh Perusahaan melalui Reward System. Jurnal Manajemen , (Online), Jilid 7, No. 3, (http://www.malang.ac.id, diakses 10 Mei 2000).

Segala kutipan atau salinan harus disebutkan nama penulisnya atau sumbernya.

 

Sumber:

http://contohmakalahindonesia.weebly.com/cara-menulis-makalah-yang-baik-dan-benar.html

http://vinayudittia.blogspot.com/2013/05/cara-membuat-makalah-yang-benar.html

http://tipsdantrik-aziz.blogspot.com/2013/07/cara-membuat-makalah-dengan-benar.html

Puisi

PUISI

Puisi adalah bentuk karangan yang terikat oleh rima, ritma, ataupun jumlah baris serta ditandai oleh bahasa yang padat. Menurut zamannya, puisi dibedakan atas puisi lama dan puisi baru.

PUISI LAMA

Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan. Aturan- aturan itu antara lain :

  1. Jumlah kata dalam 1 baris.
  2. Jumlah baris dalam 1 bait.
  3. Persajakan (rima).
  4. Banyak suku kata tiap baris.
  5. Irama.

 

Ciri-ciri Puisi Lama

  1. Merupakan puisi rakyat yang tak dikenal nama pengarangnya.
  2. Disampaikan lewat mulut ke mulut, jadi merupakan sastra lisan.
  3. Sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris tiap bait, jumlah suku kata maupun rima.

 

Jenis dan Contoh Puisi Lama

Mantra adalah ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan gaib.

Ciri-ciri:

  1. Berirama akhir abc-abc, abcd-abcd, abcde-abcde.
  2. Bersifat lisan, sakti atau magis.
  3. Adanya perulangan.
  4. Metafora merupakan unsur penting.
  5. Bersifat esoferik (bahasa khusus antara pembicara dan lawan bicara) dan misterius.
  6. Lebih bebas dibanding puisi rakyat lainnya dalam hal suku kata, baris dan persajakan.

Contoh:

Assalammu’alaikum putri satulung besar
Yang beralun berilir simayang
Mari kecil, kemari
Aku menyanggul rambutmu
Aku membawa sadap gading
Akan membasuh mukamu

 

Pantun adalah puisi yang bercirikan bersajak a-b-a-b, tiap bait 4 baris, tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, 2 baris awal sebagai sampiran,  2 baris berikutnya sebagai isi. Pembagian pantun menurut isinya terdiri dari pantun anak, muda-mudi, agama/nasihat, teka-teki, jenaka.

Ciri – ciri:

  1. Setiap bait terdiri 4 baris.
  2. Baris 1 dan 2 sebagai sampiran.
  3. Baris 3 dan 4 merupakan isi.
  4. Bersajak a – b – a – b.
  5. Setiap baris terdiri dari 8 – 12 suku kata.
  6. Berasal dari Melayu (Indonesia).

 

Contoh:

Kalau ada jarum patah
Jangan dimasukkan ke dalam peti
Kalau ada kataku yang salah
Jangan dimasukan ke dalam hati

 

Karmina adalah pantun kilat seperti pantun tetapi pendek.

Ciri-ciri:

  1. Setiap bait merupakan bagian dari keseluruhan.
  2. Bersajak aa-aa, aa-bb.
  3. Bersifat epik: mengisahkan seorang pahlawan.
  4. Tidak memiliki sampiran, hanya memiliki isi.
  5. Semua baris diawali huruf capital.
  6. Semua baris diakhiri koma, kecuali baris ke-4 diakhiri tanda titik.
  7. Mengandung dua hal yang bertentangan yaitu rayuan dan perintah.

Contoh:

Dahulu parang, sekarang besi (a)
Dahulu sayang sekarang benci (a)

 

Seloka adalah pantun berkait.

Ciri-ciri:

  1. Ditulis empat baris memakai bentuk pantun atau syair.
  2. Namun ada seloka yang ditulis lebih dari empat baris.

Contoh:

Lurus jalan ke Payakumbuh,
Kayu jati bertimbal jalan
Di mana hati tak kan rusuh,
Ibu mati bapak berjalan

 

Gurindam adalah puisi yang berdirikan tiap bait 2 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat.

Ciri-ciri:

  1. Baris pertama berisikan semacam soal, masalah atau perjanjian.
  2. Baris kedua berisikan jawabannya atau akibat dari masalah atau perjanjian pada baris pertama tadi.

Contoh:

Kurang pikir kurang siasat (a)
Tentu dirimu akan tersesat (a)
Barang siapa tinggalkan sembahyang ( b )
Bagai rumah tiada bertiang ( b )
Jika suami tiada berhati lurus ( c )
Istri pun kelak menjadi kurus ( c )

 

Syair adalah puisi yang bersumber dari Arab dengan ciri tiap bait 4 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat atau cerita.

Ciri-ciri:

  1. Terdiri dari 4 baris.
  2. Berirama aaaa.
  3. Keempat baris tersebut mengandung arti atau maksud penyair

Contoh:

Pada zaman dahulu kala (a)
Tersebutlah sebuah cerita (a)
Sebuah negeri yang aman sentosa (a)
Dipimpin sang raja nan bijaksana (a)

 

Talibun adalah pantun genap yang tiap bait terdiri dari 6, 8, ataupun 10 baris.

Ciri-ciri:

  1. Jumlah barisnya lebih dari empat baris, tetapi harus genap misalnya 6, 8, 10 dan seterusnya.
  2. Jika satu bait berisi enam baris, susunannya tiga sampiran dan tiga isi.
  3. Jika satu bait berisi delapan baris, susunannya empat sampiran dan empat isi.
  4. Apabila enam baris sajaknya a – b – c – a – b – c.
  5. Bila terdiri dari delapan baris, sajaknya a – b – c – d – a – b – c – d.

Contoh :

Kalau anak pergi ke pekan
Yu beli belanak pun beli sampiran
Ikan panjang beli dahulu

Kalau anak pergi berjalan
Ibu cari sanak pun cari isi
Induk semang cari dahulu

 

PUISI BARU

Puisi baru bentuknya lebih bebas daripada puisi lama baik dalam segi jumlah baris, suku kata, maupun rima.

Ciri-Ciri Puisi Baru

a) Bentuknya rapi, simetris.

b) Mempunyai persajakan akhir (yang teratur).

c) Banyak mempergunakan pola sajak pantun dan syair meskipun ada pola yang lain.

d) Sebagian besar puisi empat seuntai.

e) Tiap-tiap barisnya atas sebuah gatra (kesatuan sintaksis).

f) Tiap gatranya terdiri atas dua kata (sebagian besar) : 4-5 suku kata.

 

Jenis-Jenis dan Contoh Puisi Baru

Menurut isinya, puisi dibedakan atas:

Balada adalah puisi berisi kisah/cerita. Contoh: Puisi karya Sapardi Djoko Damono yang berjudul “ Balada Matinya Seorang Pemberontak”.

Ciri-ciri:

  1. Balada jenis ini terdiri dari 3 (tiga) bait, masing-masing dengan 8 larik dengan skema rima a-b-a-b-b-c-c-b.
  2. Kemudian skema rima berubah menjadi a-b-a-b-b-c-b-c.
  3. Larik terakhir dalam bait pertama digunakan sebagai refren dalam bait-bait berikutnya.

 

Himne adalah puisi pujaan untuk Tuhan, tanah air, atau pahlawan.

Ciri-ciri:

  1. Lagu pujian untuk menghormati seorang dewa, Tuhan, seorang pahlawan, tanah air, atau alma mater (Pemandu di Dunia Sastra).
  2. Sekarang ini, pengertian himne menjadi berkembang. Himne diartikan sebagai puisi yang dinyanyikan, berisi pujian terhadap sesuatu yang dihormati (guru, pahlawan, dewa, Tuhan) yang bernafaskan ke-Tuhan-an.

Contoh :

Bahkan batu-batu yang keras dan bisu

Mengagungkan nama-Mu dengan cara sendiri

Menggeliat derita pada lekuk dan liku

bawah sayatan khianat dan dusta.

Dengan hikmat selalu kupandang patung-Mu

menitikkan darah dari tangan dan kaki

dari mahkota duri dan membulan paku

Yang dikarati oleh dosa manusia.

Tanpa luka-luka yang lebar terbuka

dunia kehilangan sumber kasih

Besarlah mereka yang dalam nestapa

mengenal-Mu tersalib di datam hati.

(Saini S.K)

 

Ode adalah puisi sanjungan untuk orang yang berjasa.

Ciri-ciri:

Ciri ode nada dan gayanya sangat resmi (metrumnya ketat), bernada anggun, membahas sesuatu yang mulia, bersifat menyanjung baik terhadap pribadi tertentu atau peristiwa umum.

Contoh:

Generasi Sekarang
Di atas puncak gunung fantasi
Berdiri aku, dan dari sana
Mandang ke bawah, ke tempat berjuang
Generasi sekarang di panjang masa

Menciptakan kemegahan baru
Pantoen keindahan Indonesia
Yang jadi kenang-kenangan
Pada zaman dalam dunia
(Asmara Hadi)

 

Epigram adalah puisi yang berisi tuntunan/ajaran hidup.

Epigramma (Greek); unsur pengajaran; didaktik; nasihat membawa ke arah kebenaran untuk dijadikan pedoman, ikhtibar; ada teladan.

Contoh:

Hari ini tak ada tempat berdiri

Sikap lamban berarti mati

Siapa yang bergerak, merekalah yang di depan

Yang menunggu sejenak sekalipun pasti tergilas.

(Iqbal)

 

Romance adalah puisi yang berisi luapan perasaan cinta kasih.

Romantique (Perancis); keindahan perasaan; persoalan kasih sayang, rindu dendam, serta kasih mesra.

 

Elegi adalah puisi yang berisi ratap tangis/kesedihan.

Ciri-ciri:

Sajak atau lagu yang mengungkapkan rasa duka atau keluh kesah karena sedih atau rindu, terutama karena kematian/kepergian seseorang.

Contoh:

Senja di Pelabuhan Kecil

Ini kali tidak ada yang mencari cinta
di antara gudang, rumah tua, pada cerita
tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut
menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut

Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang
menyinggung muram, desir hari lari berenang
menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
dan kini tanah dan air tidur hilang ombak.
Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
menyisir semenanjung, masih pengap harap
sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap

(Chairil Anwar)

 

Satire adalah puisi yang berisi sindiran/kritik.

Satura (Latin), sindiran, kecaman tajam terhadap sesuatu fenomena, tidak puas hati satu golongan (ke atas pemimpin yang pura-pura, rasuah, zalim etc).

Contoh:

Aku bertanya

tetapi pertanyaan-pertanyaanku

membentur jidad penyair-penyair salon,

yang bersajak tentang anggur dan rembulan,

sementara ketidakadilan terjadi

di sampingnya,

dan delapan juta kanak-kanak tanpa pendidikan,

termangu-mangu dl kaki dewi kesenian.

(Rendra)

Menurut bentuknya antara lain:

1.  DISTIKON

  1. 2 baris; sajak 2 seuntai.
  2. Distikon (Greek: 2 baris).
  3. Rima – aa–bb.

Contoh:
Berkali kita gagal
Ulangi lagi dan cari akal
Berkali-kali kita jatuh
Kembali berdiri jangan mengeluh
(Or. Mandank)

 

TERZINA

Terzina (Itali: 3 irama).
Contoh :
Dalam ribaan bahagia datang
Tersenyum bagai kencana
Mengharum bagai cendana
Dalam bah’gia cinta tiba melayang
Bersinar bagai matahari
Mewarna bagaikan sari
Dari ; Madah Kelana
Karya : Sanusi Pane

 

QUATRAIN

Ciri-ciri:

  1. Quatrain (Perancis: 4 baris).
  2. Pada asalnya ada 4 rangkap
  3. Dipelopori di Malaysia oleh Mahsuri S.N.
    Contoh :
    Mendatang-datang jua
    Kenangan masa lampau
    Menghilang muncul jua
    Yang dulu sinau silau
    Membayang rupa jua
    Adi kanda lama lalu
    Membuat hati jua
    Layu lipu rindu-sendu
    (A.M. Daeng Myala)

 

 QUINT

Pada asalnya, rima Quint adalah /aaaaa/ tetapi kini 5 baris dalam serangkap diterima umum sebagai Quint (perubahan ini dikatakan berpunca dari kesukaran penyair untuk membina rima /aaaaa/.
Contoh :
Hanya Kepada Tuan
Satu-satu perasaan
Hanya dapat saya katakan
Kepada tuan
Yang pernah merasakan
Satu-satu kegelisahan
Yang saya serahkan
Hanya dapat saya kisahkan
Kepada tuan
Yang pernah diresah gelisahkan
Satu-satu kenyataan
Yang bisa dirasakan
Hanya dapat saya nyatakan
Kepada tuan
Yang enggan menerima kenyataan
(Or. Mandank)

 

SEXTET

Ciri-ciri:

  1. sextet (latin: 6 baris).
  2. Dikenali sebagai ‘terzina ganda dua’.
  3. Rima akhir bebas.
    Contoh :
    Merindu Bagia
    Jika hari’lah tengah malam
    Angin berhenti dari bernafas
    Sukma jiwaku rasa tenggelam
    Dalam laut tidak terwatas
    Menangis hati diiris sedih
    (Ipih)

 

 SEPTIMA

Ciri-ciri;

  1. septime (Latin: 7 baris).
  2. Rima akhir bebas .
    Contoh :
    Indonesia Tumpah Darahku
    Duduk di pantai tanah yang permai
    Tempat gelombang pecah berderai
    Berbuih putih di pasir terderai
    Tampaklah pulau di lautan hijau
    Gunung gemunung bagus rupanya
    Ditimpah air mulia tampaknya
    Tumpah darahku Indonesia namanya
    (Muhammad Yamin)

 

STANZA ( OCTAV )

Ciri-ciri:

  1. Oktaf (Latin: 8 baris).
  2. Dikenali sebagai ‘double Quatrain.
    Contoh :
    Awan
    Awan datang melayang perlahan
    Serasa bermimpi, serasa berangan
    Bertambah lama, lupa di diri
    Bertambah halus akhirnya seri
    Dan bentuk menjadi hilang
    Dalam langit biru gemilang
    Demikian jiwaku lenyap sekarang
    Dalam kehidupan teguh tenang
    (Sanusi Pane)

 

 SONETA

Ciri-ciri:

  1. Terdiri atas 14 baris.
  2. Terdiri atas 4 bait, yang terdiri atas 2 quatrain dan 2 terzina.
  3. Dua quatrain merupakan sampiran dan merupakan satu kesatuan yang disebut octav.
  4. Dua terzina merupakan isi dan merupakan satu kesatuan yang disebut isi yang disebut sextet.
  5. Bagian sampiran biasanya berupa gambaran alam.
  6. Sextet berisi curahan atau jawaban atau kesimpulan daripada apa yang dilukiskan dalam ocvtav , jadi sifatnya subyektif.
  7. Peralihan dari octav ke sextet disebut volta.
  8. Penambahan baris pada soneta disebut koda.
  9. Jumlah suku kata dalam tiap-tiap baris biasanya antara 9 – 14 suku kata.
  10. Rima akhirnya adalah a – b – b – a, a – b – b – a, c – d – c, d – c – d.
    Contoh :
    Gembala
    Perasaan siapa ta ‘kan nyala ( a )
    Melihat anak berelagu dendang ( b )
    Seorang saja di tengah padang ( b )
    Tiada berbaju buka kepala ( a )
    Beginilah nasib anak gembala ( a )
    Berteduh di bawah kayu nan rindang ( b )
    Semenjak pagi meninggalkan kandang ( b )
    Pulang ke rumah di senja kala ( a )
    Jauh sedikit sesayup sampai ( a )
    Terdengar olehku bunyi serunai ( a )
    Melagukan alam nan molek permai ( a )
    Wahai gembala di segara hijau ( c )
    Mendengarkan puputmu menurutkan kerbau ( c )
    Maulah aku menurutkan dikau ( c )
    (Muhammad Yamin)

 

Sumber: http://edukasi.kompasiana.com/2012/10/23/pengertian-macam-macam-dan-contoh-puisi-503626.html

 

Pantun

Macam-Macam Pantun

 

Pantun adalah puisi lama yang disenandungkan dan digunakan sebagai bahasa pengantar atau bahasa pergaulan. Pantun merupakan salah satu karya sastra Melayu. Bentuk lazimnya pantun terdiri atas empat larik, bila dituliskan bersajak ab-ab.

Syarat-syarat pantun:

  1. Satu bait terdiri atas empat baris.
  2. Baris pertama dan kedua merupakan sampiran, sedangkan bait ketiga dan keempat merupakan isi.
  3. Setiap baris terdiri atas 8 – 12 suku kata.
  4. Rima akhir berpola a – b – a – b.

 

Macam-Macam Pantun

a. Pantun Adat
Lebat daun bunga tanjung
Berbau harum bunga cempaka
Adat dijaga pusaka dijunjung
Baru terpelihara adat pusaka

b. Pantun Agama
Anak ayam turun sepuluh
Mati seekor tinggal sembilan
Bangun pagi sembahyang subuh
Minta ampun kepada Tuhan

c. Pantun Budi Pekerti
Apa guna berkain batik
Kalau tidak dengan sujinya
Apa guna beristri cantik
Kalau tidak dengan budinya

d. Pantun Jenaka
Orang Sasak pergi ke Bali
Membawa pelita semuanya
Berbisik pekak dengan tuli
Tertawa si buta melihatnya

e. Pantun Kepahlawanan
Redup bintang hari pun subuh
Subuh tiba bintang tak nampak
Hidup pantang mencari musuh
Musuh tiba pantang ditolak

f. Pantun Kias
Ayam sabung jangan dipaut
Jika ditambat kalah laganya
Asam di gunung ikan di laut
Dalam belanga bertemu juga

g. Pantun Nasihat
Kayu cendana di atas batu
Sudah diikat dibawa pulang
Adat dunia memang begitu
Benda yang buruk memang terbuang

h. Pantun Percintaan
Ikan belanak hilir berenang
Burung dara membuat sarang
Makan tak enak tidur tak tenang
Hanya teringat dinda seorang

i. Pantun Peribahasa
Berakit-rakit ke hulu
Berenang-renang ke tepian
Bersakit-sakit dahulu
Bersenang-senang kemudian

j. Pantun Teka-teki
Kalau tuan bawa keladi
Bawakan juga si pucuk rebung
Kalau tuan bijak bestari
Binatang apa tanduk di hidung?

Kalau tuan muda teruna
Pakai seluar dengan gayanya
Kalau tuan bijak laksana
Biji di luar apa buahnya

 

Sumber:

http://juraganopar.blogspot.com/2013/01/pengertian-dan-contoh-macam-macam-pantun.html

http://handikap60.blogspot.com/2013/01/macam-macam-pantun-dan-contohnya-lengkap.htm

Paragraf

Macam-Macam Paragraf

 

Berdasarkan Letak Kalimat Utama:

1.      Paragraf deduktif

Paragraf yang dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok kemudian diikuti dengan kalimat-kalimat penjelas.

Contoh:

Kemauannya sulit untuk diikuti, dalam rapat sebelumnya sudah diputuskan bahwa dana itu harus disimpan dulu. Para peserta sudah menyepakati hal itu. Akan tetapi, hari ini ia memaksa menggunakannya membuka usaha baru. Keterangan: Kalimat yang tercetak miring sebagai pokok pikiran sedangkan yang lain sebagai penjelas.

2.      Paragraf Induktif

Paragraf yang dimulai dengan mengemukakan penjelasan-penjelasan kemudian diakhiri dengan kalimat topik.

Contoh:

Semua orang menyadari bahwa bahasa merupakan sarana pengembangan budaya. Tanpa bahasa, sendi-sendi kehidupan akan lemah. Komunikasi tidak lancar. Informasi tersendat-sendat. Memang bahasa alat komunikasi yang penting, efektif, dan efisien.

3.      Paragraf Campuran

Paragraf yang dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat topik kemudian diikuti kalimat-kalimat penjelas dan diakhiri dengan kalimat topik. Kalimat topik yang ada pada akhir paragraf merupakan penegasan dari awal paragraf.

Contoh :

Dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak dapat dilepaskan dari komunikasi. Kegiatan apa pun yang dilakukan manusia pasti menggunakan sarana komunikasi, baik sarana komunikasi yang sederhana maupun yang modern. Kebudayaan dan peradaban manusia tidak akan bisa maju seperti sekarang ini tanpa adanya sarana komunikasi.

Berdasarkan Tujuannya:

1.      Paragraf Narasi (Menceritakan)

Paragraf  yang menceritakan suatu peristiwa  yang didalamya terdapat alur cerita, setting, tokoh, dan konflik tetapi tidak memiliki kalimat utama. Ciri-cirinya: ada kejadian, ada palaku, dan ada waktu kejadian.

Contoh:

Jam istirahat Roy tengah menulis sesuatu di buku agenda sambil menikmati bekal dari rumah. Sesekali kepalanya menengadah ke langit-langit perpustakaan, mengernyitakan kening, tersenyum dan kembali menulis. Asyik sekali, seakan diruang perpustakaan hanya ada dia.

2.      Paragraf Deskripsi (Menggambarkan)

Paragraf  yang menggambarkan suatu objek sehingga pembaca seakan bisa melihat, mendengar, atau merasa objek yang digambarkan itu. Objek yang dideskripsikan dapat berupa orang, benda, atau tempat. Ciri-cirinya: ada objek yang digambarkan atau menggunakan panca indera.

Contoh:

Perempuan itu tinggi semampai. Jilbab warna ungu yang menutupi kepalanya membuat kulit wajanya yang kuning nampak semakin cantik. Matanya bulat bersinar disertai bulu mata yang tebal. Hidungnya mancung sekali mirip dengan para wanita palestina.

3.      Paragraf Persuasi (Mengajak)

Paragraf yang mengajak, membujuk, atau mempengaruhi pembaca agar melakukan sesuatu. Ciri-cirinya: ada bujukan atau ajakan untuk berbuat sesuatu.

Contoh:

Susu sangat baik untuk kesehatan kita. Susu mengandung banyak kalsium yang sangat berguna untuk pertumbuhan tulang kita. Selain itu, susu juga memiliki banyak protein yang bisa membantu meningkatkan kecerdasan otak kita. Oleh karena itu, marilah kita perbanyak meminum susu.

4.      Paragraf Argumentasi (Pendapat)

Paragraf   yang menjelaskan pendapat dengan berbagai keterangan dan alasan. Hal ini dimaksudkan untuk meyakinkan pembaca. Ciri-cirinya: ada pendapat dan ada alasannya.

Contoh:

Sebagian anak Indonesia belum dapat menikmati kebahagiaan masa kecilnya. Pernyataan demikian pernah dikemukakan oleh seorang pakar psikologi pendidikan Sukarton (1992) bahwa anakanak kecil di bawah umur 15 tahun sudah banyak yang dilibatkan untuk mencari nafkah oleh orang tuanya. Hal ini dapat dilihat masih banyaknya anak kecil yang mengamen atau mengemis di perempatan jalan atau mengais kotak sampah di TPA, kemudian hasilnya diserahkan kepada orang tuanya untuk menopang kehidupan keluarga. Lebih-lebih sejak negeri kita terjadi krisis moneter, kecenderungan orang tua mempekerjakan anak sebagai penopang ekonomi keluarga semakin terlihat di mana-mana.

5.      Paragraf Eksposisi (Menjelaskan)

Paragraf  yang berisi ide, pendapat, buah pikiran, informasi, atau pengetahuan yang ditulis dengan tujuan untuk memperluas wawasan pembaca. Ciri-cirinya: biasanya terdapat kata “adalah” dan merupakan informasi.

Contoh:

Ciplukan adalah tumbuhan semak yang biasa tumbuh di tanah-tanah kosong yang tidak terlalu becek dan hanya bisa ditemukan saat musim penghujan. Tumbuhan ini biasanya mempunyai tinggi antara 30-50 Cm, batangnya berwarna hijau kekuningan, buahnya berbentuk bulat dan berwarna kuning. Selain mempunyai rasa yang manis, ternyata buah ciplukan menyimpan beberapa khasiat penting untuk menyembuhkan beberapa penyakit.

Berdasarkan Pola Pengembangannya :

1.      Pola umum-khusus

Pola ini diawali dengan pernyataan yang sifatnya umum dengan ditandai kata banyak, umumnya kemudian dijelaskan dengan rincian – rincian.

2.      Pola khusus-umum

Pola ini merupakan kebalikan dari pola umum-khusus yaitu diawali dengan rincian – rincian dan diakhiri pernyataan yang bersifat umum.

3.      Pola definisi luas

Pola ini digunakan sebagai usaha penulis untuk memberkan keterangan atau arti terhadap sebuah kata atau suatu hal.

4.      Pola proses

Pola ini merupakan suatu urutan dari tindakan-tindakan atau perbuatan-perbuatan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu atau perurutan dari suatu kejadian atau peristiwa.

5.      Pola sebab-akibat

Pola ini dilakukan dengan mencantumkan sebab-sebab suatu hal terjadi dan diikuti dengan akibat yang ditimbulkan oleh sebab-sebab tersebut.

6.      Pola ilustrasi

Pola ini dilakukan ketka ditemukan sebuah gagasan yang masih terlalu umum sehingga dibutuhkan ilustrasi-ilustrasi yang bersifat konkret.

7.      Pola pertentangan dan perbandingan

Pola pertentangan digunakan ketka kita membahas suatu persoalan dengan cara mengontraskan dengan masalah lain, sedangkan pola perbandingan digunakan ketika membahas dua hal atau objek berdasarkan persamaan dan perbedaan-perbedaannya.

8.      Pola analisis

Pola ini digunakan ketika menjelaskan suatu hal atau gagasan yang sifatnya umum ke dalam perincian-perincian yang logis dan analitis.

9.      Pola klasifikasi

Pola ini digunakan untuk mengelompokkan hal, peristiwa, atau benda yang dianggap memiliki kesamaan-kesamaan tertentu.

10.  Pola seleksi

Pola ini dilakukan dengan cara memilih perbagian dengan didasarkan atas fungsi, kondisi, atau bentuknya.

11.  Pola titik pandang

Pola ini dilakukan dengan cara melihat kedudukan pengarang dalam menceritakan atau melihat sesuatu.

12.  Pola dramatis

Pola ini dilakukan dengan cara penceritaan tidak langsung atau melalui dialog-dialog.

13.  Analogi

Pola ini dilakukan dengan membandingkan dua benda yang banyak kesamaan sifatnya.

14.  Generalisasi

Pola ini dilakukan dengan cara menarik sebuah kesimpulan umum dari beberapa data yang dimiliki.

 

Sumber: http://bahasa.kompasiana.com/2012/12/13/macam-macam-paragraf-515758.html

Majas

Macam- Macam Majas dan Contohnya

 

Majas adalah bahasa kias atau pengungkapan gaya bahasa yang dalam pemakaiannya bertujuan untuk memperoleh efek-efek tertentu agar tercipta sebuah kesan imajinatif bagi penyimak atau pendengarnya. Ada beberapa macam majas, yaitu:

Majas Sindiran

Majas Sindiran terdiri dari 3 sub bagian majas:

1.  Majas Sarkasme 

Majas sindiran yang terakasar langsung menusuk perasaan. Contoh: otakmu memang otak udang!

2. Majas Ironia 

Majas sindiran yang melukiskan sesuatu dengan menyatakan sebalikanya dari yang sebenarnya dengan maksud untuk menyindir orang. Contoh: harum benar baumu sore ini!

3. Majas Sinisme 

Majas gaya sindiran dengan mempergunakan kata-kata sebaliknya seperti ironi tetapi kasar. Contoh: muntah aku melihat perangaimu yang tak pernah berubah!

 

Majas Perbandingan

Majas perbandingan terdiri dari 8 sub majas:

1. Majas Hiperbola

Majas perbandingan yang melukiskan sesuatu dengan mengganti peristiwa atau tindakan sesungguhnya dengan kata-kata yang lebih hebat pegertiannya  untuk menyangatkan arti. Contoh: harga bensin membumbung tinggi kakak membanting tulang demi menghidupi keluarganya.

2. Majas Metafora

Majas perbandingan yang melukiskan sesuatu dengan perbandingan langsung dan tepat atas dasar sifat yang sama atau hampir sama. Contoh: dewi malam telah keluar dari balik awan (dewi malam = bulan)

3. Majas Simbolik

Majas perbandingan yang melukiskan sesuatu dengan menggunakan benda-benda lain sebagi pebandingan. Contoh: ia adalah seorang lintah darat (lintah darat: pemeras, pemakan riba)

4. Majas Eufimisme

Majas perbandingsn yang melukiskan sesuatu dengan kata-kata yang lebih lembut untuk meggantikan kata-kata lain untuk sopan santun atau tabu bahasa (pantang). Contoh: Para tunakarya perlu perhatin yang serius dari pemerintah-orang ini berubah akal

5. Majas Litotes

Majas perbandingan yang melukiskan kedaan dengan kata-kata yang belawanan artinya dengan kenyataan yang sebenarnya guna merendahkan diri. Contoh: perjuangan kami hanyalah setitik air dalam samudera luas.

6. Majas Alegori

Majas perbandingan yang memperihatkan satu perbandingan utuh; perbandingan itu membentuk kesatuan yang menyeluruh. Contoh: hidup ini dierbandingkan dengan perahu yang tengah berlayar di lautan (suami:nahkoda istri:juru mudi gelombang:cobaan dalam kehidupan tanah seberang:cita-cita)

7. Majas Alegori Personifikasi

Majas yang melukiskan sesuatu dengan memberitakan sifat-sifat manusia kepada mempunyai sifat seperti manusia atau beda hidup. Contoh: angin berbisik menyampaikan salamku padanya

8. Majas Alusio

Majas perbndingan dengan menggunakan ungkaan pribhasa yang artinya sudah diketahui umum. Contoh: ah dia itu tong kosong nyaring bunyinya

 

Majas Pertentangan

Majas pertentangan terdiri dari 4 sub jenis:

1. Majas Antitesis

Majas pertentangan yang melukiskan sesuatu dengan mempergunakan paduan kata yang berlawanan arti. Contoh: hidup matinya manusia ada ditangan Tuhan.

2. Majas Paradoks

Majas pertentangan yang meukiskan sesuatu seolah-olah bertentangan, padahal sesungguhnya tidak karena objeknya bertentangan. Contoh: hatinya sunyi tinggal di kota jakarta yang ramai.

3. Majas Kontradiksi Intermiris

Majas pertentangan yang meperlibatkan pertentangan dengan penjelasan semula. Contoh: semua murid kelas ini hadir, kecuali Hasan yang sedang ikut olympiade

4. Majas Okupasi

Majas pertentangan yang melukiskan sesuatu dengan bantahan, tetapi kemudian diberi penjelasan atau diakhiri dengan kesimpulan. Contoh: merokok itu merusak kesehatan, tetapi si perokok tidak dapat menghentikan kebiasaannya. Maka muncullah pabrik-pabrik rokok karena untungnya banyak.

 

Majas Penegasan

Majas Penegasan terdiri dari 5 sub majas:

1. Majas Penegasan Retorik

Majas penegasan degan mempegunakan kalimat tanya yang sebenarnya tidak memerlukan jawaban karena sudah diketahuinya. Contoh: mana mungkin orang mati hidup kembali?2

2. Majas Simetri

Majas penegasan yang melukiskan sesuatu dengan mempergunakan 1 kata, kelompok kata atau kalimat yang diikuti oleh kata, kelompok kata atau kalimat yang seimbang artinya dengan yang pertama. Contoh: ayah diam serta tak suka berkata-kata

3. Majas Tautologi

Majas penegasan yang meukiskan sesuatu dangan mempergunakan kata-kata yang sama artinya (bersinonim) untuk mempertegas arti. Contoh: saya khawatir dan was-was akan keselamatannya

4. Majas Retorik

Majas penegasan degan mempegunakan kalimat tanya yang sebenarnya tidak memerlukan jawaban karena sudah diketahuinya. Contoh: mana mungkin orang mati hidup kembali?

5. Majas Simetri

Majas penegasan yang melukiskan sesuatu dengan mempergunakan 1 kata, kelompok kata atau kalimat yang diikuti oleh kata, kelompok kata atau kalimat yang seimbang artinya dengan yang pertama. Contoh: ayah diam serta tak suka berkata-kata

 

 

Sumber: http://www.beritaterhangat.net/2012/12/macam-macam-majas-dan-contohnya.html

Puisi Esai

Puisi Esai

Puisi esai adalah puisi yang ditulis berdasarkan fakta peristiwa tertentu dan dituangkan dalam bahasa komunikasi yang mudah dipahami. Berbeda dengan puisi lirik yang ditulis berdasarkan imajinasi si penulis. Meski diangkat dari suatu fakta, puisi esay tetaplah fiksi karena fakta itu hanyalah sebagai latar belakang dari cerita yang akan dituangkan penulis dalam puisi essay tersebut. Untuk menulis puisi essay, seorang penulis harus mencari dan mendalami fakta yang akan diangkat dalam puisinya. Penulisan puisi essay dilengkapi dengan catatan kaki guna menegaskan cerita tersebut benar-benar nyata.

Cara Penulisan Puisi

Puisi esai lebih menyerupai cerita pendek (cerpen) yang dituangkan dalam bentuk puisi. Pesan yang disampaikan sangat jelas dengan latar dan cerita yang juga tidak dirahasiakan. Puisi esai hadir dengan bahasa yang lugas dan mudah dipahami pembaca. Puisi esai dengan bahasanya  yang mudah dipahami hadir sebagai “movement” cara baru beropini dan cara baru penulisan puisi. 

Pelopor Kelahiran Puisi Esai

Pada bulan Maret 2012, terbit sebuah buku puisi berjudul Atas Nama Cinta karya Denny JA, seorang ilmuwan sosial dan kolumnis yang telah menerbitkan puluhan buku, serta dikenal luas sebagai konsultan politik. Buku ini mencantumkan judul tambahan: Sebuah Puisi Esai, dan keterangan pada cover: Isu Diskriminasi dalam Untaian Kisah Cinta yang Menggetarkan Hati. Penerbitan buku puisi esai ini diiringi oleh dua orang penyair papan atas yaitu Sapardi Djoko Damono dan Sutardji Calzoum Bachri, serta seorang budayawan senior Ignas Kleden, yang semuanya memberi apresiasi pada epilog buku. Ketiganya dapat dikatakan menyambut baik corak baru penulisan puisi atau eksperimen yang dilakukan oleh Denny JA, yang keluar dari pakem penulisan puisi lirik.

Buku ini memuat lima buah puisi esai dan semuanya bertemakan cinta. Hanya saja, kisah cinta yang dituturkan dalam lima puisi esai ini bukan cinta yang berdiri sendiri melainkan bertali-temali dengan kompleksitas persoalan sosial yang kritis. Di sana ada isu perbedaan agama (Bunga Kering Perpisahan), isu rasial (Sapu Tangan Fang Yin), orientasi seksual (Cinta Terlarang Bantam dan Robin), kekerasan gender (Minah Tetap Dipancung), dan pertentangan sekte agama (Romi dan Yuli dari Cikeusik). Disajikan sedemikian rupa dengan pesan-pesan moral yang dikemas apik dengan bahasa puisi, kelima isu tersebut dibingkai dalam tema besar: masalah diskriminasi.

Buku Atas Nama Cinta buah tangan Denny JA menjadi karya pertama puisi esai yang mencoba keluar dari paradigma lirisisme dan sekaligus menandai tradisi baru dalam penulisan puisi di Tanah Air. Salah satu puisi dalam buku itu yang berjudul Sapu Tangan Fang Yin untuk pertamakalinya dibacakan dalam Kongres Sastra Komunitas Sastra Indonesia (KSI) yang berlangsung di kawasan Puncak, Jawa Barat, pada bulan Maret 2012. Dalam acara yang dihadiri sekitar 150-an sastrawan dari seluruh Tanah Air itu juga untuk pertamakalinya dilakukan sosialisasi puisi esai dalam bentuk undangan untuk membuat review, kritik, dan lomba penulisan puisi esai.

 Di samping versi cetak, buku karya Denny JA ini juga dibuatkan versi mobile web, sehingga dapat diakses dari telpon genggam dan akun twitter sekalipun. Oleh sebagian orang, buku itu dianggap sebagai tonggak yang membawa sastra ke era sosial media. Hanya dalam waktu sebulan, HITS di web buku puisi itu melampaui satu juta. Ini tak pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah buku puisi, buku sastra bahkan buku umum sekalipun.

Konsep Keindahan dalam Puisi Esai 

Kelahiran puisi esai disambut dengan pertanyaan apa konsep estetika yang ditawarkannya. Sebab tanpa itu sebuah karya puisi dianggap batal. Setiap karya sastra dan sebenarnya setiap karya seni disajikan kepada khalayak dengan konsep keindahan atau estetika tertentu. Dikatakan demikian karena konsep keindahan muncul dalam beragam makna. Karya puisi pun selalu hadir dengan konsep keindahan yang tidak monolitik.

Konsep keindahan dalam puisi esai terletak pada keseluruhan bangunan puisi esai itu sendiri, termasuk struktur cerita yang ditampilkan, dan pesan-pesan yang disampaikannya.

Dalam wacana filsafat, nilai keindahan dikaitkan dengan kemampuan seseorang melakukan “diskriminasi” sensorik pada objek yang dilihat atau dirasakan. Seseorang memperoleh nilai keindahan atas suatu objek melalui pengalaman pribadinya yang bersifat khusus. Namun konsep keindahan pada seseorang itu (yang bersifat partikular) bisa saja berubah menjadi konsep keindahan yang dianut oleh banyak orang apabila ia mampu memengaruhi persepsi keindahan orang lain.

Konsep keindahan puisi pertama-tama terletak pada bahasa yang digunakannya, karena bagaimanapun puisi dikomunikasikan melalui media bahasa. Puisi esai menganut paham yang berbeda. Sejak awal puisi esai justru ingin mengembalikan puisi agar mudah dipahami publik seluas-luasnya. Pencapaian estetika tidak harus dengan bahasa yang sulit dan abstrak. Pemakaian metafora, simbol, rima, metrum, dan berbagai gaya bahasa lainnya justru dianjurkan, namun harus tetap komunikatif dan mudah dipahami. Puisi esai dianggap berhasil jika dapat dipahami publik seluas-luasnya.

Namun komitmen estetika puisi esai tidak terutama pada keadaan apa adanya (as it is) itu sendiri, melainkan pada nilai-nilai yang dimunculkan darinya. Dengan kata lain, keindahan bukan sesuatu yang diciptakan di dalam imajinasi melainkan diturunkan dari realitas. Di dalam realitas melekat nilai-nilai yang saling bertentangan dan kadang tidak disadari tetapi menghegemoni kesadaran. Misalnya nilai baik dan buruk, benar dan salah, cinta dan benci, adil dan lalim, tulus dan serakah, dan sebagainya.

Keberpihakan dan perhatiannya pada isu-isu kemanusiaan itu maka puisi esai ialah karya yang nilai-nilainya bisa dikenali oleh pembaca. Puisi esai menganut pandangan bahwa keindahan terbit dari penggambaran yang menggugah atas realitas sosial, yang pesan-pesannya dapat ditemukan karena bahasanya mudah dipahami.

Lima Platform Puisi Esai 

Mana yang dapat dinamakan puisi esai dan mana yang bukan? Denny JA membuat lima platform puisi yang dipeloporinya itu sebagai berikut:

  1. Puisi esai mengeksplor sisi batin individu yang sedang berada dalam sebuah konflik sosial.
  2. Puisi esai menggunakan bahasa yang mudah dipahami. Semua perangkat bahasa seperti metafor, analogi, dan sebagainya justru bagus untuk dipilih. Namun diupayakan siapapun cepat memahami pesan yang hendak disampaikan puisi.
  3. Puisi esai adalah fiksi. Boleh saja puisi esai itu memotret tokoh nyata. Namun realitas itu diperkaya dengan aneka tokoh fiktif dan dramatisasi. Yang dipentingkan oleh puisi esai adalah renungan dan kandungan moral yang disampaikan lewat sebuah kisah, bukan semata potret akurat sebuah sejarah. Karena ia fiksi, penulis sangat bebas membuat dramatisasi agar lebih menyentuh dan lebih membuat kita merenung.
  4. Puisi esai tidak hanya lahir dari imajinasi penyair, tapi hasil riset minimal realitas sosial. Ia merespon isu sosial yang sedang bergetar di sebuah komunitas, apa pun itu. Dalam hal ini, catatan kaki menjadi sentral dalam puisi esai karena ia menunjukkan bahwa fiksi ini berangkat dari fakta sosial. Sejak awal puisi esai ini memang menggabungkan fiksi dan fakta. Unsur fakta dalam puisi esai itu diwakili oleh catatan kaki tersebut.
  5. Puisi esai berbabak dan panjang. Pada dasarnya puisi esai itu adalah drama atau cerpen yang dipuisikan. Dalam sebuah puisi esai, selayaknya tergambar dinamika karakter pelaku utama atau perubahan sebuah realitas sosial. Dinamika karakter dan perubahan sebuah realitas sosial itu dengan sendirinya membutuhkan kisah yang berbabak.

Denny JA menyebut kelima kriteria itu bukan sejenis hukum agama yang berdosa jika dilanggar. Kelima kriteria itu adalah tuntunan paling mudah dikenali jika seseorang membuat sebuah puisi esai. Ketika sebuah “movement” dan genre ingin dikemas, tak terhindari harus ada garis batas yang memisahkan “what is” dengan “what is not”. Kelima kriteria itu adalah “what is”.

 

Cerita Pendek

Cerita Pendek (Cerpen)

 

Pengertian

                             Cerpen merupakan karangan fiktif yang berisi sebagian kehidupan seseorang atau kehidupan yang diceritakan secara ringkas yang berfokus pada suatu tokoh.

 

Ciri-Ciri

  1. Bersifat fiktif.
  2. Panjang cerpen kurangdari 10.000 kata.
  3. Habis dibaca dalam sekali duduk.
  4. Memiliki kesan tunggal (aspek kehidupan).
  5. Bersifat padu, padat, dan intensif.
  6. Terdapat konflik tetapi tidak sampai menimbulkan perubahan nasib pelaku utama.
  7. Hanya terdapat satu alur saja.
  8. Perwatakan/penokohan dilukiskan secara singkat.

 

Unsur Intrinsik

1.      Alur

Rangkaian peristiwa yang membentuk sebuah cerita.

Bagian-bagian alur:

1. Tahap penyituasian atau pengantar/pengenalan

Tahap pembukaan cerita atau pemberian informasi awal, terutama berfungsi untuk melandasi cerita yang dikisahkan pada tahap berikutnya.

2. Tahap pemunculan konflik

Tahap awal munculnya konflik. Konflik dapat berkembang pada tahap berikutnya . Peristiwa-peristiwa yang menjadi inti cerita semakin mencengangkan dan menegangan.

3. Tahap klimaks

Konflik-konflik yang terjadi atau ditimpakan kepada para tokoh cerita mencapai titik intensitas puncak yang biasanya di alami oleh tokoh-tokoh utama.

4. Tahap peleraian

Penyelesaian pada klimaks, ketegangan di kendurkan, konflik-konflik tambahan di beri jalan keluar, kemudian cerita di akhiri, disesuaikan dengan tahap akhir di atas.

5. Tahap penyelesaian

Konflik sdah diatasi/diselesaikan oleh tokoh. Cerita dapatdi akhiri dengan gembira ata sedih.

2.      Tokoh

Tokoh adalah pelaku pada sebuah cerita. Tiap-tiap tokoh biasanya memiliki watak , sikap, sifat dan kondisi fisik yang disebut dengan perwatakan/karakter. Dalam cerita terdapat tokoh protagonis (tokoh utama), antagonis (lawan tokoh protagonis) dan tokoh figuran / tokoh pendukung cerita.

3.      Penokohan (perwatakan/karakterisasi)

Pemberian sifat pada pelaku-pelaku cerita. Sifat yang diberikan akan tercermin pada pikiran, ucapan, dan pandangan tokoh terhadap sesuatu.

2 metode yang digunakan:

  • Metode analitik

Metode penokohan yang memaparkan atau menyebutkan sifat tokoh secara langsung, misal, pemarah, penakut, sombong, pemalu, keras kepala.

  • Metode dramatik

Metode penokohan yang tidak langsung memaparkan atau menggambarkan sifat tokoh. melalui:

1)      Penggambaran fisik (berpakaian, postur tubuh, bentuk rambut, warna kulit).

2)      Penggambaran melalui cakapan yang dilakukan tokoh lain.

3)      Teknik reaksi tokoh lain yang berupa pandangan, pendapat, sikap, komentar.

4. Latar

Latar merupakan keterangan yang menyebutkan waktu, ruang dan suasana terjadinya peristiwa pada sebuah karya sastra.

Jenis-jenis latar :

  • Latar waktu

Keterangan tentang kapan peristiwa itu terjadi . Misal, pagi,siang, sore, malam.

  • Latar tempat

Keterangan tempat peristiwa itu terjadi. Misal di rumah, di sekolah.

  • Latar suasana

Latar suasana menggambarkan peristiwa yang terjadi. Misal, gembira, sedih romantis.

5.      Sudut pandang

Posisi pengarang pada sebuah cerita. Terdiri dari:

  • Sudut pandang orang pertama

Menggunakan kata ganti “aku” sebagai pelaku utamanya.

  • Sudut pandang orang ke dua

Menggunakan kata ganti “kamu” sebagai pelaku utamanya.

  • Sudut pandang orang ke tiga

Menggunakan kata ganti “ia, dia, mereka” sebagai pelaku utamanya.

  • Sudut pandang campuran

Menggunakan kata ganti “aku” dan “kamu” sebagai pelaku utamanya.

6.      Tema

Gagasan utama/pikiran pokok. Tema merupakan pokok pembicaraan yang mendasari cerita . Tema bersifat menjiwai keseluruhan cerita dan mempunyai generalisasi yang umum, oleh karena itu, untuk menemukan tema sebuah karya fiksi harus disimpulkan dari seluruh cerita, tak hanya bagian-bagian tertentu dari cerita. Tema sebagai salah satu unsur karya fiksi sangat berkaitan erat dengan unsur-unsur yang lainnya.

7.      Amanat

Pesan yang ingin disampaikan pengarang melalui karyanya kepada pembaca/pendengar. Pesan bisa berupa harapan, nasehat, kritik dan sebagainya.

 

Sumber: http://abcdanis.blogspot.com/2013/05/pengertian-ciri-ciri-dan-unsur.html

 

Cerpen Persahabatan

Mutiara Persahabatan

 

Waktu berlalu begitu saja, tanpa terasa kami sudah menduduki kelas 9, pada hari pertama sekolah aku dan kedua sahabatku bertemu, Vonna bilang “Tiara jangan sombong ya? Walaupun kita beda kelas aku harap kita masih seperti sekarang”. Ratna juga bilang “Tiara aku berharap kita masih bisa sama-sama walaupun kita beda kelas, aku gak mau kita pisah atau kamu punya sahabat lagi!”. Aku menjawab “iya sahabat-sahabatku… aku gak bakal lupa sama kalian berdua…!!!!!!!! Aku sayang banget sama kalian! Dan buat Ratna aku gak bakal cari sahabat lagi sayang! kamu tenang aja! Yang ada kamu tu nanti yang punya sahabat lagi!” Ratna jawab “enggak e, aku gak mau lagi! gak percaya ya?” Aku jawab “percaya Rat…!”

Setelah ngobrol-ngobrol upacara pun dimulai, dimana kami harus berdiri di kelas-kelas yang berbeda. Setelah upacara selesai kami masuk ke kelas masing-masing. Sedih sih gak satu kelas lagi sama Ratna dan Vonna. Tapi dengan cara ini aku bisa mengetahui siapa yang benar-benar setia kepadaku. Pada saat aku memasuki kelas 9, ada yang aneh, dan merasakan kehilangan. Yang biasanya ada Ratna yang bawel, Vonna yang kocak/HEBOH! Hahahaha… jadi sedih deh kalau ingat masa-masa itu.

Waktu berjalan begitu saja, sudah 1 bulan aku menduduki kelas 9, tapi masih saja aku terbayang sama kenang-kenangan yang di kelas 8, sulit buat aku lupakan semua itu! Apa lagi aku sekarang bertemu sama Ratna saja cuma waktu les, sedih sih, sedih banget malah, tapi aku sama Ratna masih seperti dulu, bercanda bersama, tertawa, bahkan di saat aku sakit dia selalu ada buat aku. Vonna juga, mereka tidak pernah berubah sedikit pun. Walaupun mereka sudah mempunyai kawan-kawan baru. Tapi sekali-sekali sering juga bertengkar sama Ratna, itu pun cuma hal sepele, setelah itu baik lagi. Tapi kalau lagi berjauhan kangen banget sama dia, ingat terus… pernah pada tanggal 19 september, YAITU hari PERSAHABATAN kami! dia gak pergi ke kelas aku, sakit sih, dan aku lihat dia jalan sama kawannya, sakit… banget rasanya, sampai gara-gara kejadian itu aku sakit dan aku ya pastinya nangis. Akhirnya bell les pun berbunyi aku pulang, dan menunggu jemputan di tempat biasa. Aku bertemu dengan dia, tapi aku gak ngobrol sama dia, lihat dia aja enggak! Mungkin terlalu sakit hati ini! Setelah sampai di rumah aku membuat kata-kata?

Ya Allah apa yang kurasakan hari ini benar-benar membuatku berfikir dia akan meniggalkanku…Aku takut… Aku sayang dia…Aku lebih baik mati daripada aku harus kehilangan dia… Kenapa di hari yang membuatku dan dia bahagia justru jadi hari kesedihan buat aku… Kenapa dia melakukan semua ini di hari yang sangat berati buat aku dan dia… apa dia udah lupa sama aku? apa aku udah gak berarti lagi buat dia? Ya Allah jangan lah Engkau biarkan air mata ini terus mengalir di wajahku… Di saat hari yang bahagia ini.

HENTIKAN AIR MATA INI!!

Aku kirim kata-kata itu ke dia, dan dia minta maaf, terpaksa aku maafkan karena aku gak mau hari yang bahagia itu hancur hanya gara-gara kejadian tadi siang, walaupun aku masih kecewa banget sama dia! Sakit hatiku belum pulih, tapi aku mencoba buat lupakan semua yang terjadi, aku gak mau ingat-ingat lagi hari yang buruk itu! Cukup sekali saja dia membuat aku menjatukan air mataku, setelah itu dia tidak pernah membuatku kecewa ataupun sakit hati. Mungkin yang kemarin hanya ujian dari Allah untuk persahabatan kami! semoga aku dan dia bisa menghadapi semua ujian yang diberikan Allah.

Buat kalian yang punya sahabat, seandainya disakiti jangan pernah mengambil keputusan yang salah. Karena itu semua hanya ujian dari Allah, ujian itu datang untuk membuktikan apakah mereka adalah sahabat sejati kalian? Jikalau kalian bisa mengahadapi semua itu kalian berhasil melawan amarah kalian bersama sahabat kalian. Menjaga PERSAHABATAN memang sulit tapi akan indah pada AKHIRNYA!!!.

…Selesai…

Sumber: http://cerpenmu.com/cerpen-persahabatan/mutiara-persahabatan.html